FASE
PERKEMBANGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
A. MATEMATIKA
TRADISIONAL
Pembelajaran matematika
tradisional mendapat pengaruh dari beberapa teori belajar mengajar. Pembelajaran matematika
tradisional (lama) untuk melatih otak yang sifatnya latihan (drill). Hal ini didasari doktrin
disiplin formal, dimana yang lebih diutamakan adalah proses latihan dari pada bahan yang
diajarkan. Karena itu bahan atau materi yang diajarkan bukanlah merupakan suatu persoalan, baik isi
maupun pendekatannya. Pada
abad kedua puluh latihan otak itu diganti oleh teori pengaitan dari E.
Thorndike. Menurut
teori ini, dalam proses pembelajaran harus terdapat dua hal yang saling terkait
satu sama lain
yaitu stimulus dan respon. Sehingga pada akhirnya diperoleh penguasaan atau pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Pada proses pembelajaran yang
berdasarkan teori ini, guru memberikan rangsangan atau stimulus berupa pertanyaan, baik
pertanyaan yang sifatnya mengenai pengetahuan yang telah dipelajari maupun pertanyaan
tentang pendapat siswanya terhadap suatu masalah tertentu. Dengan adanya stimulus berupa pertanyaan
dari guru maka akan muncul respon (jawaban) dari siswa. Penguasaan materi pelajaran akan
diperoleh oleh siswa bila proses stimulus dan respon dilakukan secara berulang-ulang. Cara pembelajaran yang sifatnya
drill sesuai dengan faham Thorndike menganjurkan latihan yang diberikan secara berulang
terus menerus (kontinu). Sehingga pada akhirnya proses ini akan memberikan suatu kemampuan
keterampilan berhitung. Siswa memang terampil berhitung karena proses yang dilakukan dengan
berulang-ulang, tetapi pemahaman terhadapkonsep yang sebenarnya kurang diperhatikan. Pada abad ke 19, terdapat penemuan
yang menyatakan bahwa doktrin disiplin formal adalah faham yang keliru. Menurut disiplin
formal latihan otak lebih diutamakan bukan materi yang diajarkan. Tetapi berdasarkan
penelitian dan penemuan ternyata belajar itu merupakan proses bertingkah laku, berpikir,
memanipulasi, bereksperimen, berdiskusi, dan sebagainya sehingga semua yang dipelajari harus
berfungsi. Setelah
adanya penemuan dan penelitian tersebut maka para ahli pendidikan melakukan penelitian materi pelajaran dan
metode mengajar. Misalnya materi aritmatika apakah materinya berfungsi, bagaimana kegunaannya
dan bagaimana kaitannya dengan topik yang lain. Demikian juga dengan cabang-cabang
matematika yang lain seperti geometri, aljabar, dan sebagainya.
Kekurangan
pembelajaran matematika tradisional antara lain :
a.
Materi-materi
dalam berhitung lama tidak berkaitan.
b.
Topik
matematika kurang berkitan dengan kehidupan sehari-hari pada berhitung lama.
c.
Kurang
memperhatikan ketepatan bahasa.
d.
Pada
operasi hitung antara kali dan bagi tidak sama kuat.
e.
Berhitung
dilakukan dengan proses menghafal tanpa memberikan pengertian.
f.
Pembelajaran
berhitung lama kurang membuat siswa memicu keingintahuannya
Kelebihan
pembelajaran matematika tradisional antara lain :
a.
Mengutamakan
proses latihan ( driil ).
b.
Proses
pembelajaran diutamakan belajar insidental. Bahwa orang pada dasarnya akan
mempelajari sesuatu jika hal itu sesuai dengan kebutuhannya.
c.
Siswa memang terampil berhitung karena proses yang dilakukan dengan
berulang-ulang
B. MATEMATIKA
MODERN
Kemajuan pada tahun 1957 teknologi
seperti diorbitkannya Sputnik I
oleh Rusia merupakan juga pendorong pembaruan pengajaran matematika. Karena itu
akhirnya Amerika Serikat segera mengadakan
proyek secara besar-besaran untuk memajukan teknologi termasuk proyek perbaikan
pendidikan, khususnya pembelajaran matematika.
Ciri-ciri
matematika modern antara lain :
a. Matematika modern memuat materi baru.
b. Pendekatan materi menggunakan cara deduktif.
c. Menekankan pada pengertian dan menggunakan metode
penemuan.
d. Matematika modern bahasanya lebih ditepatkan.
e. Matematika modern menekankan oada struktur.
Kelebihan pembelajaran
matematika modern antara lain :
a. Penekanan
pengajaran lebih diutamakan kepada pengertian daripada kepada hafalan dan
keterampilan berhitung.
b.
Pengenalan penekanan pengajaran kepada struktur
c.
Programnya dapat melayani kelompok anak-anak
yang kemampuannya lebih heterogen.
d.
Pusat pengajaran lebih diutamakan kepada murid,
tidak lagi kepada guru
e.
Pengajaran matematika modern lebih hidup dan
menarik.
Kekurangan pembelajaran
matematika modern antara lain :
a. Pembelajaran kurang
menekankan pada pengertian.
b. Kurang adanya kontinuitas.
c. Kurang merangsang anak untuk
ingin tahu.
C. MATEMATIKA
MASA KINI
Setelah
terjadi pembaharuan pembelajaran matematika pada gerakan “Back to the Basics” tahun 70 an di Amerika
Serikat, maka pada tahun 80 an terjadi juga gerakan pembaharuan pembelajaran matematika
yang kedua kalinya. Akibat pembaharuan ini maka pembelajaran
matematika saat itu disebut pembelajaran matematika masa kini. Pembaharuan pembelajaran matematika ini seperti
pembaharuan pada new math yang sangat dahsyat. Pembelajaran matematika
tahun 80 an ini dikaitkan dengan kemajuan teknologi dan adanya materi kalkulator dan komputer.
Jadi dalam buku pelajaran matematika sudah ada materi mengenai diagram alur, penggunaan
kalkulator, komputer, dan beberapa istilah komputer.
Ciri-ciri
pembelajaran matematika modern antara lain :
a.
Kalkulator dan komputer harus digunakan
semaksimal mungkin.
b. Pembelajaran
matematika harus menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
c. Semua
siswa harus mendapatkan pembelajaran matematika lebih lama.
d. Guru-guru
matematika harus meningkatkan diri.
e. Pembelajaran
matematika harus efektif dan efisien.
f. Evaluasi
harus dengan alat ukur yang lebih luas daripada hanya oleh alat evaluasi konvensional.
Pembelajaran
Matematika Masa Kini di Indonesia :
1.
Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 1984
Pembelajaran matematika masa kini di Indonesia
diberlakukan sejak perubahan kurikulum
1975 menjadi kurikulum 1984. Beberapa
alasan perubahan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984 pada bidang studi matematika di SLTA adalah :
a.
Materi yang terlalu padat (banyak).
b. Adanya
perbedaan kemajuan teknologi pada tiap daerahAdanya kesenjangan antara
kurikulum dalam pelaksanaannya di sekolah dengan kebutuhan
di lapangan.
c. Belum
ada kesesuaian antara materi pada kurikulum dengan tahap kemampuan anak didik.
Pada
kurikulum 1984 menganut prinsip C B S A (Cara Belajar Siswa Aktif), di
mana
mementingkan proses pembelajaran selain hasil akhir pembelajaran tersebut. Pada kurikulum 1984, selain materi
pada kurikulum 1975 ada penambahan materi
seperti
komputer, aritmatika sosial, dan geometri. Geometri juga dikaitkan dengan permainan dengan tujuan untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
2.
Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 1994
Pendidikan dasar (SD dan SLTP) mempunyai peranan
yang sangat penting karena selain
pendidikan dasar, juga merupakan dasar untuk jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK) dan pendidikan tinggi
(PT), juga memberikan bekal kemampuan keterampilan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sesuai yang terjadi di masyarakat.
Karena dalam jangka waktu sekitar 10 tahun, masyarakat sebagai pencipta dan pemakai ilmu telah banyak
berubah. Sehingga kurikulum 1984 yang sudah berlaku dan berjalan 10 tahun harus
dievaluasi untuk disesuaikan dengan perubahan tersebut. Sesuai dengan keadaan-keadaan
tersebut, maka Kurikulum 1984 diganti dengan
Kurikulum
1994, yang diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 1994 / 1995.
Kurikulum 1994 ini disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan
tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian,
sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum 1994 adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelengaraan kegiatan belajar mengajar.
Pada
kurikulum 1994, berhitung mendapatkan porsi dan penekanan utama. Sebagian besar dari kajian matematika di SD
adalah berhitung. Dalam pengenalan bilangan tidak digunakan
pendekatan himpunan seperti dalam kurikulum sebelumnya. Bilangan diperkenalkan dengan pendekatan
urutan bilangan asli serta kumpulan benda konkret.
3. Pembelajaran Matematika Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum di Indonesia berubah lagi pada tahun 2004
menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Perubahan kurikulum 2004 ini karena
KBK merupakan kurikulum yang menekankan
pada kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu. Dengan KBK, maka pembelajaran matematika saat ini diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan matematika,
pemahaman
matematika, kemampuan terhadap nilai, sikap dan minat peserta didik supaya dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan. Proses
pembelajaran di SD berdasarkan KBK menggunakan pendekatan induktif
dan
pada jenjang yang lebih tinggi dengan pendekatan deduktif. Kompetensi merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap
yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Keunggulan
pembelajaran matematika berdasarkan KBK :
a. Pembelajaran
matematika bersifat alamiah (kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat anak didik,
untuk mengembangkan berbagai kompetensi
matematika
sesuai dengan kompetensi masing-masing anak didik.
b. Anak
didik merupakan subjek belajar atau pelaku belajar.
c. Pembelajaran
matematika berdasarkan KBK dapat menjadi dasar pengembangan kemampuan pada bidang-bidang yang
lain seperti ekonomi, IPA, geografi, komputer, dan
sebagainya. Selain itu dapat diterapkan dalam dunia kerja.
d. Pembelajaran
matematika berdasarkan KBK bersifat realistikmengkaitkan pengetahuan
matematika.
Kurikulum berbasis kompetensi lahir karena adanya
kritik masyarakat terhadap kurikulum
1994, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja.
4.
KTSP
Teori Konstruktivis
adalah teori yang mendukung dikembangkannya KTSP dalam kurikulum matematika
Indonesia. Selain itu teori Piaget pun berpengaruh pada terciptanya pembelajaran
dengan aliran psikologi perkembangan kognitifnya. Ciri-ciri Kurikulum pendidikan matematika saat ini adalah:
a. Dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu.
b.
Berpusat pada anak sebagai pengembang
pengetahuan.
c.
Terdapat penekanan pada pengembangkan
kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif
serta kemampuan mengkomunikasikan matematika.
d.
Cakupan materi sekolah dasar meliputi:
bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data, pemecahan masalah, serta
penalaran dan komunikasi.
e.
Cakupan materi untuk SLTP meliputi:
bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika, pemecahan
masalah, serta penalaran dan komunikasi.
f.
Cakupan materi untuk SMU meliputi
aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri, peluang dan statistika,
kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi.
g.
Kurikulum ini mencakup kompetensi dasar,
materi poko dan indikator hasil pencapaian belajar.
h.
Kemampuan pemecahan masalah serta
penalaran dan komunikasi bukan merupakan pokok bahasan tersendiri,melainkan harus dicapai melalui proses
belajar dengan menintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diprediksikan
mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah model
pembelajaran kooperatif, khususnya tipe NHT. Pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu model pembelajaran yang dilandasi oleh teori belajar konstruktivis.
Model pembelajaran kooperatif merupakan sistem kerja/belajar kelompok yang
terstruktur, yakni saling ketergantungan positif, tanggungjawab individual,
interaksi personal, keahlian bekerjasama dan proses kelompok di mana siswa
menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas dengan bekerjasama antara 4-6
orang dalam satu kelompok serta menerima pengakuan, reward berdasarkan kinerja
akademis kelompoknya. Dengan model ini diharapkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dapat ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar